Pages

Search

Jumat, 28 Juni 2013

Pelajar Unggul Tak Harus Berintelegensi Yang Tinggi


Mengapa saya pasang gambar seperti itu, perlu diketahu bahwa tidak hanya anak kecil saja yang bisa begitu buktika bahwa kita para pelajar bisa menjadi pelajar yang membanggakan dan berkualitaas bagi Negara tercinta!.

Setiap pelajar pasti menginginkan dan mempunyai intelegensi yang tinggi agar bisa menjadi orang sukses dan menggapai cita-citanya, tetapi ada juga para pelajar yang sangat menginginkan dan mempunyai intelegensi yang tinggi tetapi IQ nya tidak sampai sehingga dia berharap tidak bisa menggapai cita-citanya dan berputus asa.

Semua pelajar berhak memiliki angan-angan dan cita-cita dalam masa depan kalian (para pelajar) karena itu semua bisa menjadikan kalian orang yang sukses di masa depan. Untuk para pelajar yang Intelegensinya  tidak begitu tinggi tidak perlu berputus asa dan pesimis dalam menghadapi semua cobaan dan takdir yang sudah di berikan yang Maha Kuasa karena sudah di buktikan dan di teliti contoh kecil saja lulusan di sekolah saya MTs. Nurul-Huda yang Intelegensinya juga tidak begitu tinggi tetapi dia bisa membuktikan bahwa dia bisa melakukannya.

Dengan berbekal ilmu bahwa saya bisa dan mampu untuk membuktikannya Syamsul Sumber Alam (Lulusan MTs. Nurul Huda) ini sekarang sudah bisa bekerja di pihak Batavia padahal umurnya masih begitu mudah, dll. Tidak hanya itu saja berbakti kepada Guru dan Orang Tua juga merupakan kunci sukses dalam menjalani kehidupan.

Percuma saja pelajar yang mempunyai Intelegensi yang tinggi tetapi tidak berbakti kepada orang tua dan guru apalagi belagak sombong. Pintar boleh tetapi restu dari orang tua dan guru bisa membalikkan kepintaran kita, karena di ibaratkan orang pintar di ibaratkan seperti “ Semakin banyak isinya, semakin merunduk” seperti padi jika terisi penuh maka akan tambah merunduk begitu halnya dengan pelajar semakin bertambah ilmu maka akan menghormati yang lebih tua dan mengajarkan sesuatu pada yang belum bisa agar ilmu yang kita peroleh tidak sia-sia dan terus mengalir.

Contoh kecil saja di sebuah pondok ada sebuah murid yang belajar di sekolahnya selalu tidur jadi dia tidak memperhatikan semua perkataan guru yang menerangkan di depan, tetapi jika seorang murid tersebut di suruh oleh guru dan seorang kiai yang mengurus pondok pesantren dia langsung nurut dan melakukan apa yang di perintahkan oleh beliau. Mulai dari mencuci, memasak, membeli belanjaan di pasar semua di lakukannya dengan sangat ikhlas. Setelah dia ingin meninggalkan dari pondok pesantren tersebut dia merasa selama belajar dan sekolahnya tidak mendapatkan apa-apa, santri tersebut meminta persetujuan dari seorang kiai dan gurunya untuk berpamitan pulang. Sesampai di rumah tempat si santri menempat beliau langsung di tawari untuk mengajar sekolah dan mengaji di suatu tempat tinggalnya, tetapi dia masih canggung dan ragu bahwa dia bisa atau tidak untuk melakukannya. Saat pertama mengajar dia seperti gurunya  dan kiai yang ada di pondok pesantren dalam hal mengajarnya padahal dia tidak bisa sama sekali karena saat jam pelajaran si santri tersebut tertidur. Intinya seorang pelajar tidak semua harus mempunyai intelegensi yang tinggi karena kunci kesuksesan ada dalam restu kedua orang tua dan guru.

0 komentar: